1











Sunday, February 21, 2010

sejarah fotografi di indonesia

SEJARAH PERKEMBANGAN FOTOGRAFI INDONESIA
Fotografi merupakan ilmu yang bertujuan untuk mendalami atau mempelajari seluk beluk tentang foto dan bagaimana cara untuk menghasilkan foto yang baik agar dapat dinikmati oleh para penikmat foto.
Foto identik dengan aktifitas atau kegiatan yang berkaitan dengan momen-momen yang bisa menjadikan sebuah foto itu lebih berarti. Dengan foto, suatu kegiatan atau aktifitas yang dianggap khusus akan lebih berarti jika terdapat sisa-sisa kenangan atau sedikit memori yang dapat mengingatkan kita akan pada suatu kejadian atau hal menarik yang pernah kita alami sebelumnya.
Tahukah kamu sejarah perkembangan fotografi di Indonesia??
Berawal dari kedatangan seorang pegawai kesehatan Belanda pada tahun 1841 , atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas "to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects" (Groeneveld 1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu exposure 26 menit.
Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administrative colonial, pegawai pengadilan, opsir militer dan misionaris.
Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940 menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama "lokal": Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon.
Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis.
Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.(ref:sejarah fotografi Indonesia).
Itulah catatan sejarah fotografi yang berkembang di Indonesia.hingga sampai saat ini perkembangan dunia fotografi di Indonesia sangat berkembang dengan pesatnya.MAJU DUNIA FOTOGRAFI INDONESIA.

internet dan perbankan di indonesia

Computer dan internet saat merupakan hal atau kebutuhan yang sangat mendasar, dan juga bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok khususnya dikalangan masyarakat umum yang sudah tak asing lagi dengan fitur-fitur yang ada di dalam dunia maya tersebut.dengan adanya internet, banyak informasi apa saja yang kita dapatkan. Semua Fitur-fitur yang ada di dalam internet jika kita dapat memanfaatkannya dengan bijak, tentu kita akan dapat memaksimalkan fasilitas tersebut dengan baik pula.
Disamping ada sisi positif internet, tentu ada juga sisi negatifnya. Salah stunya dari sisi perbankan, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari sisi tindak criminal, yaitu dari sisi keamanan atm yaitu lemahnya proses identifikasi dan validasi calon nasabah. Masalah ini bukan sepenuhnya kesalahan bank, karena di Indonesia belum diterapkan Single Identity Number (SIM) yang terintegrasi antar departemen terkait pelaksanaan pelayanan publik, sehingga mudah sekali untuk melakukan pemalsuan identitas dan mengecoh sistem validasi bank sehingga akhirnya akan berakibat pada penyalahgunaan rekening,
fasilitas dan layanan terkait dengan nasabah seperti kartu ATM/debit untuk kegiatan kejahatan mulai fraud (penipuan) hingga ke pencucian uang. Kecenderungannya para pelaku kejahatan akan memilih untuk sejauh mungkin hanya menggunakan layanan elektronik saja, menghindari transaksi dan kontak fisik baikdengan petugas bank maupun korban.
Seharusnya mesin ATM dilengkapi dengan sensor, alarm, kamera pengawas dan berbagai mekanisme pengamanan lainnya. Misalnya penggunaan privacy screen dengan sudut penglihatan yang sempit, cover untuk melindungi numeric keypad, anti skimming card reader hole hingga mungkin apabila diperlukan emergency intercom unit.
Dengan teknologi telekomunikasi berbasis IP yang kini tersedia, semua fasilitas pengamanan itu dapat diselenggarakan dengan biaya yang murah.
sebenarnya salah satu penyebab utama dalam kasus kriminal didalam dunia maya ialah berasal dari manusianya itu sendiri yang ingin mengambil keuntungan dari kerugian orang lain yang membuat orang lain menderita dengan hal tersebut. Dan para penjahat dunia maya memanfaatkan peluang tersebut dari kelalaian para penggunanya.
Untuk para pengguna, khususnya pengguna fasilitas internet, sebaiknya pergunakanlah dan manfaatkanlah dengan bijak.

ref:
http://kayuputih76.blogspot.com/2010/01/mewaspadai-kejahatan-layanan-perbankan.html
http://blog.unipro.co.id/archives/695
http://www.facebook.com/group.php?gid=284372064972
http://darisahabat.wordpress.com/2010/01/22/keamanan-transaksi-perbankan-indonesia/

tags

Flash tag cloud requires